Berita Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.
Dir Gakkum Polri Usut Penyebab Laka Bus Maut Tewaskan Delapan Orang di Bromo

By On Rabu, September 17, 2025

Dir Gakkum Korlantas Polri datangi TKP kecelakaan Bus Pariwisata di Probolinggo

JAKARTA, DudukPerkara.News – Pihak Kepolisian telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan bus di lereng Gunung Bromo yang menewaskan delapan orang guna melakukan pendalaman kronologi kecelakaan bus yang mengangkut sebagian besar karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember pada Minggu, 14 September 2025.

Direktur Gakkum Korlantas Polri, Brigjenpol Faizal mengatakan, pihaknya turut dalam olah TKP kedua di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, pada Senin, 15 September 2025.

Korlantas Polri menggunakan Traffic Accident Analysis (TAA) plus, alat radar tiga dimensi canggih untuk menganalisis sebelum, sesaat, sampai pasca-kecelakaan terjadi yang digambarkan dalam bentuk animasi 3D.

Ada juga menggunakan drone yang di mana dengan hasilnya nanti ini akan bisa membantu menguatkan bagaimana posisi awal, kemudian pada saat kejadian, dan pada saat setelah kejadian,” ujar Faizal kepada wartawan saat melakukan kunjungann ke RSBS.

Dia mengatakan, pihaknya turut berkoordinasi dengan Polda Jatim untuk melengkapi kekurangan olah TKP pasca kejadian kemarin.

“Termasuk kecepatan kendaraan sehingga nanti ini akan membantu kita dalam menentukan siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kejadian yang kemarin,” ujarnya. 

Ada empat saksi, kata dia, yang sudah dimintai keterangan termasuk Al Bahri, pengemudi bus pariwisata dengan pelat nomor polisi P7221UG.

Namun, sopir masih belum bisa dimintai banyak keterangan lantaran masih dirawat di rumah sakit. 

Keterangan juga akan digali dari sejumlah korban selamat yang menjadi saksi langsung kejadian di dalam bus Hino milik PO Inds'88.

“Tentunya keterangan dari korban inilah yang akan membuat kita lebih cepat merampungkan berita acara,” ujar Faizal.

Hari ini juga, pihaknya memintai keterangan ahli dari agen tunggal pemegang merk (ATPM), yakni Hino hingga Dinas Perhubungan.

Polisi juga bakal memanggil dan memeriksa perusahaan pemilik bus, PO Inds'88. Kecelakaan bus berawak 52 penumpang itu mengalami rem blong saat turun dari tanjakan curam dan menikung sehingga menabrak pemotor, lantas menghantam pagar pembatas jalan dan pagar rumah warga. (*/red)

Rumah Bos CV Sanpan Gemilang Digeruduk Warga Baluk Peusar, Diduga Gegara Setubuhi Keponakan Isterinya

By On Selasa, September 16, 2025

Rumah Bos CV Sanpan Gemilang berinisial SS yang digeruduk warga Kampung Baluk Peusar

SERANG, DudukPerkara.News –  Sejumlah warga Kampung Baluk Peusar, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, menggeruduk rumah Bos CV Sanpan Gemilang berinisial SS gegara diduga melakukan perselingkuhan dan menyetubuhi keponakan istrinya sendiri.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu malam, 15 September 2025. Warga mendatangi rumah SS untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatannya.

Sementera peristiwa perselingkuhan tersebut diduga terjadi di sebuah hotel di Rangkasbitung.

Salah seorang warga setempat berinisial SM kepada media ini, Senin, 15  September 2025 mengatakan, perbuatan itu sudah dilakukan lebih dari tiga kali.

“Korban mengaku sudah disetubuhi SS lebih dari tiga kali,” ujarnya.

Menurutnya, korban adalah keponakan dari pelaku. Peristiwa ini telah membuat malu warga Peusar.

“Kami warga Kampung Baluk Peusar merasa sangat malu dengan perbuatan SS. Kami berharap dia tidak tinggal di kampung ini lagi karena sudah membuat malu seluruh kampung,” ujarnya.

Hal senada dikatakan warga lainnya berinisial SL. Menurutnya, kejadian tersebut terungkap setelah istri SS mendesak korban untuk mengaku.

“Korban awalnya tidak mau mengaku, tetapi setelah didesak oleh istri SS, dia akhirnya mengaku bahwa dia telah disetubuhi oleh SS di hotel lebih dari tiga kali selama empat bulan terakhir di Rangkasbitung,” ujarnya.

Warga Kampung Baluk Peusar pun memberikan ultimatum sampai dengan Senin malam, 15 September 2025, agar SS segera meninggalkan Kampung Baluk Peusar sebagai konsekuensi atas perbuatannya. (*/red)

Soal Korban Mutilasi di Mojokerto, Tetangga Bilang Sering Dengar Cekcok

By On Selasa, September 09, 2025

Anggota Resmob Polres Mojokerto melakukan olah TKP di kamar kos tertuga pelaku mutilasi di kawasan Lakarsantri, Surabaya, pada Minggu, 07 September 2025. 

MOJOKERTO, DudukPerkara.News – Warga Dusun Pacet Selatan, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), digegerkan dengan temuan jasad seorang wanita berinisial TAS (25) dalam kondisi termutilasi dengan 65 potong bagian tubuhnya yang ditemukan di semak-semak.

Tetangga kos korban, Indah mengaku kerap melihat korban dengan pacarnya berinisial A. Dia kerap mendengar suara cekcok antara korban dan pacarnya. Dia menyebut keduanya kerap bertengkar di kosan.

“Biasanya malam itu ketuk-ketuk pintu, terus lama baru masuk. Pas masuk itu biasanya bertengkar. Saya sering mendengar suara mereka bertengkar,” ujarnya.

Indah menyebut, A sudah diamankan pihak Kepolisian. Saat penangkapan dilakukan, Indah mendengar suara pintu kosan didobrak.

Sementara, Ketua RT setempat, Heru mengatakan, Polisi yang menggunakan empat mobil datang ke rumahnya. Saat ditangkap, A tengah santai di kamar kosannya tersebut.

“Waktu ditangkap sedang nyantai-nyantai. Saya menyaksikan dari jauh, posisi orangnya lagi nyantai-nyantai,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, potongan tubuh korban pertama kali ditemukan pada Sabtu, 06 September 2025, sekitar pukul 10.30 WIB, saat warga tengah mencari rumput.

Hasil penyisiran Polisi di semak-semak Dusun Pacet Selatan, ditemukan 65 potongan jasad manusia.

Polisi merinci, 63 potongan berupa jaringan otot, lemak, kulit kepala, serta rambut. Ukuran rata-rata potongan tubuh manusia ini 17x17 cm. Sedangkan, dua potongan lainnya berupa telapak kaki kiri dan pergelangan tangan kanan. (*/red)

Aksi Solidaritas, Pelajar di Serang Minta Oknum Aparat Terduga Pemukul Agra Ditangkap

By On Selasa, Agustus 26, 2025

Ribuan pelajar di kota serang menggelar aksi solidaritas dengan menuntut pelaku pemukulan terhadap pelajar SMKN 2 Kota Serang


Serang, DudukPerkara.Com – Ribuan pelajar di kota serang menggelar aksi solidaritas dengan menuntut pelaku pemukulan terhadap pelajar SMKN 2 Kota Serang, Violent Agara Casttilo 16, ditangkap dan buka ke publik.


Diduga Akibat pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota Polda Banten, Agara, atau yang akrab disapa Agra, itu mengalami luka di kepala hingga kondisinya kritis.


Aksi digelar di kawasan Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang, Banten, Selasa,(26/8/2025). 


Mereka membentangkan spanduk bertuliskan


#KAMIDIBELAKANGAGRA #JUATICEFORAGRA sambil menyanyikan lagu-lagu penyemangat untuk rekannya yang tengah terbaring tak sadarkan diri di RSUD Banten.


Masa aksi meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas oknum anggota Polri yang telah melakukan pemukulan terhadap Agra sahabat kami.


"Hukum pelaku, jangan disembunyikan," teriakan  peserta  aksi.*****

Polda Banten Didemo Gegara Oknum Brimob Terlibat Pengeroyokan Wartawan

By On Minggu, Agustus 24, 2025

Sejumlah wartawan di Banten menggelar aksi imbas pengeroyokan terhadap wartawan dan staf Humas KLH di depan Mapolda Banten

SERANG, DudukPerkara.News – Puluhan wartawan dari berbagai media di Provinsi Banten menggelar demonstrasi imbas pengeroyokan terhadap wartawan dan staf Humas Kementerian Lingkungan Hidup di Jawilan, Kabupaten Serang, Banten.

Mereka menuntut Polda Banten mengusut tuntas kasus yang melibatkan oknum anggota Brimob tersebut.

Aksi demo yang digelar di depan Markas Polda Banten di Jl Syekh Nawawi, Kota Serang.

Puluhan wartawan itu membawa poster tuntutan dan kecaman terhadap peristiwa rekan mereka saat meliput penyegelan pabrik pengolahan timbal PT Genesis Regeneration Smelting.

“Tangkap dan adili pelaku kekerasan kasus kemarin, baik yang menganiaya wartawan, yang menganiaya Humas Kementerian, ataupun menganiaya teman-teman kita yang sedang melakukan tugas-tugas jurnalistik,” ujar Ketua Pokja Wartawan Provinsi Banten, Saprol, dalam orasinya, Jumat, 22 Agsutus 2025.

Diketahui, Polisi sudah mengamankan empat terduga pelaku, yakni dua sekuriti perusahaan dan dua anggota Brimob Polda Banten.

Dua sekuriti ditahan di Polres Serang dan dua anggota Brimob ditahan di ruang tahanan Propam Polda Banten.

Sementara itu, korban pengeroyokan, Rifqi menceritakan peristiwa yang dialami saat proses peliputan tersebut.

Menurutnya, peristiwa pengeroyokan itu terjadi sangat cepat saat para wartawan selesai meliput dan hendak pulang.

“Setelah doorstop, kami keluar. Memang dikawal oleh satpam perusahaan, tapi lagi-lagi kami punya firasat yang tidak baik. Akhirnya petugas keamanan mengarahkan kita dari media disuruh kumpul ke area parkir--lokasi kita dikeroyok. Di situ dari sebelah kanan sudah ada orang, dari depan PT Genesis sudah banyak orang. Jadi kita dikerumuni di tengah-tengah halaman parkir itu,” ujarnya.

Saat di parkiran, Staf Humas KLH dikeroyok dan Rifqi dikejar oleh orang tak dikenal hingga dipukuli. Beberapa wartawan juga sempat dikejar tapi berhasil menyelamatkan diri dari kejaran tersebut.

“Di situlah terjadinya pengeroyokan. Ini peristiwa terjadi begitu cepat. Humas dan kita sudah naik kendaraan masing-masing tinggal ngegas motor, tapi kejadiannya begitu cepat. Humas KLH dipiting oleh petugas perusahaan,” ujarnya. (*/red)

Duduk Perkara Opang Paksa Ibu Bawa Anak Turun dari Taksi Online saat Hujan di Stasiun Tigaraksa

By On Senin, Juli 28, 2025

Kapolresta Tangerang, Kombes Indra Waspada saat menemui Opang di Stasiun Tigaraksa usai video viral ibu bawa bayi dipaksa turun dari taksi online meski sedang hujan. 

TANGERANG, DudukPerkara.News – Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah pengemudi Ojek Pangkalan (Opang) menghadang taksi online di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat, 25 Juli 2025.

Dalam video itu, tampak sejumlah ojek pangkalan memaksa menurunkan penumpang ibu yang sedang menggendong bayinya di tengah jalan saat hujan.

Bahkan, mereka sempat mengancam akan merusak kendaraan taksi online tersebut memakai batu. Pengemudi taksi online itu akhirnya terpaksa menurunkan penumpangnya.

Sementara, para Opang berdalih, aksi yang dilakukannya itu merupakan tindakan tegas terhadap taksi online yang melanggar wilayah zona penjemputan penumpang.

Kapolresta Tangerang, Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah pun mendatangi Stasiun Tigaraksa usai ulah meresahkan oknum opang viral di media sosial.

Kombes Indra didampingi Kasat Reskrim Kompol Arief Nazaruddin Yusuf dan Kapolsek Cisoka Iptu Anggio Pratama.

“Dari hasil penyelidikan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Juli 2025, sekitar jam 2 siang,” kata Indra Waspada kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Indra menyebut pihaknya terlebih dahulu mendengar keterangan dan keluhan yang disampaikan pengemudi opang.

Selanjutnya, dia memberikan edukasi dan imbauan agar segala sesuatu tidak didasarkan pada emosi.

“Kata kuncinya, sama-sama cari makan. Opang dan Ojol sama-sama cari makan. Harus dengan tenang, jangan emosi, yang korban malah penumpang,” ujar Indra.

Indra juga mendengar keterangan dari pengemudi Ojek Online (Ojol). Setelahnya, hal yang sama, yakni memberikan edukasi dan imbauan juga dilakukan kepada pengemudi Ojol.

“Kami akan memfasilitasi keduanya untuk duduk bersama, agar ada solusi,” ujarnya.

Kombes Indra menegaskan, segala tindakan yang meresahkan akan ditindaklanjuti. Oleh karena itu, kata dia, agar pengemudi Opang tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri.

“Kami yakin penumpang tidak tahu apa-apa. Terus ada kejadian, kalau penumpang tidak terima dan membuat laporan, kan bisa diproses,” ujarnya.

Tiga Opang Diamankan Polisi

Polresta Tangerang mengamankan tiga orang Opang yang menurunkan paksa penumpang Taksi Anline di Stasiun Tigaraksa. Mereka di antaranya berinisial A, N dan J, yang diduga sebagai pelaku penghadangan taksi online.

“Ya, kami saat ini sudah mengamankan tiga orang terduga pelaku aksi penghadangan taksi online yang telah viral beberapa waktu lalu,” ujar Kapolsek Cisoka, Iptu Anggio Pratama kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Menurut Anggio, upaya mengamankan ketiga Opang itu sebagai langkah penyelidikan dan penyidikan atas insiden yang terjadi kepada pengemudi Taksi Online dan penumpangnya yang merupakan pasangan suami-istri dan bayinya.

“Terduga pelaku yang terlibat dalam video viral, sudah diamankan sebagai proses penyelidikan,” ujarnya.

Dia menyebut, langkah pengamanan ini dilakukan tim penyidik sebagai upaya pencarian fakta terjadinya pelanggaran tidak pidana dalam insiden perselisihan antara Opang dan Taksi Online di Stasiun Tigaraksa.

“Untuk saksi kita nanti akan juga dilakukan upayakan pemeriksaan,” ujarnya.

Kronologi Peristiwa

Kombes Indra Waspada mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Juli 2025, sekitar pukul 14.00 WIB.

Menurut Indra, awalnya ada suami istri yang turun di Stasiun Tigaraksa, lalu memesan Taksi Online dengan titik penjemputan di depan stasiun.

Kemudian oleh beberapa Opang, sopir Taksi Online yang sudah membawa penumpang itu ditegur agar tidak mengambil penumpang di depan Stasiun Tigaraksa.

Indra menyebut, penumpang perempuan yang mendengar opang menegur sopir Taksi Online akhirnya ikut berbicara hingga terjadi cekcok. Sehingga, situasi menjadi lebih ramai.

Menurut Indra, oknum Opang meminta penumpang suami istri dan bayinya itu untuk turun dari Taksi Online dan diminta agar naik Ojek Pangkalan.

Namun penumpang itu memilih berjalan kaki. Sedangkan Taksi Online meninggalkan Stasiun Tigaraksa.

“Untuk identitas penumpang Taksi Online sedang kami dalami,” kata Kombes Indra kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Dimediasi

Kombes Indra Waspada mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan pendalaman dan penelitian lebih lanjut guna mengungkap fakta dari perselisihan antara Opang dan Taksi Online.

“Saat ini, kami sedang dalam proses penyelidikan. Insya Allah nanti yang terbaik kita upayakan agar intinya jangan sampai terjadi kembali. Saya mohon bersabar, menarik diri, jangan termakan hasutan apapun, sekecil apapun, serahkan kepada pihak kami, untuk menanganinya,” ujar Indra.

Dia menjelaskan, guna menjaga kondusifitas lingkungan, pihaknya telah menggelar klarifikasi dan mediasi kedua belah pihak terkait insiden yang terjadi.

Berdasarkan upaya itu, kata dia, pihaknya menemukan titik terang bahwa permasalahan itu dipicu atas perselisihan dan miskomunikasi terkait zona penarikan penumpang.

“Ada selisih kepahaman antara teman-teman dari ojek pangkalan dengan pihak dari driver online, dan saat ini kita mediasi teman-teman yang terlibat,” ujarnya. (*/red)

Basarnas Tak Terima Panggilan Darurat KMP Tunu Pratama Jaya, Dapat Info Sudah Tenggelam

By On Rabu, Juli 09, 2025

Rapat Komisi V DPR bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i. 

JAKARTA, DudukPerkara.News – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tak mendapatkan informasi kedaruratan saat Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya akan tenggelam.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI, M. Syafi'i dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin, 07 Juli 2025.

Menurut Syafi'i, pihaknya baru menerima informasi usai kapal tersebut telah hilang.

Informasi kedaruratan yang tidak didapatkan sejak awal itu, kata dia, membuat Basarnas kesulitan mencari titik kapal.

“Kami izin sampaikan secara umum bahwa pada saat kejadian, memang yang kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapatkan informasi pada saat awal kedaruratan terjadi,” ujar Syafi'i.

“Namun yang terjadi kami juga tidak tau persis kejadiannya, bahwa informasi itu kami dapat pada saat kapal sudah hilang dari permukaan itu, sehingga perjalanan kami ke sana tidak langsung menemukan kapal,” imbuhnya.

Dia menjelaskan kronologi pencarian kapal tersebut. Pihaknya telah bergerak ke lokasi usai mendapatkan informasi dalam kurun 10 menit.

“Pelaksanaan operasi pada hari pertama kami sampaikan, awalnya pada saat kita mendapatkan informasi, kemudian aktif sudah bergerak bahwa informasi pada saat itu harus di informasikan dari selatan ke utara,” ujarnya.

“Sehingga pada saat itu, seluruh unsur yang kita broadcast pada saat itu langsung membuat jaringan di sebelah utara dari lokasi tenggelamnya kapal, sehingga pada saat itu, pada malam itu kita tidak menemukan apa-apa,” tuturnya.

Syafi'i mengatakan, pihaknya baru menemukan korban pertama sekitar pukul 03.00 pagi. Korban ditemukan kurang lebih 10 mil dari lokasi kejadian.

Syafi'i juga mengatakan, titik hilangnya kapal mulanya hanya 1,2 mil. Namun, kemudian mengalami pergerakan hingga 18 kilometer dari awal mula kapal tenggelam pukul 23.00 sampai 03.00 waktu setempat.

“Pada pencarian hari pertama, yaitu pada pagi hari ini, kita dibantu oleh seluruh potensi SAR yang ada, mulai dari nelayan penduduk dan seluruh kapal yang ada di situ, begitu mendengar informasi ada di bagian selatan, semua kekuatan baru kita kerahkan arah selatan,” jelasnya.

Pada hari pertama pencarian, kata Syafi'i, pihaknya membagi empat sektor lokasi, di antaranya lokasi hilangnya kapal, kemudian lokasi kedua, ketiga dan keempat mengarah ke selatan.

“Lokasi sektor ini kami bagi atas dasar jumlah kekuatan yang semakin bertambah, sampai akhirnya pada hari ini sebenarnya sektor pencarian kami gunakan sampai di delapan sektor unsur darat laut udara,” tuturnya.

“Kami sampaikan total kekuatan yang melaksanakan operasi pada hari ini jumlah personil sebanyak 600 lebih personil, yang terdiri ABK atau alutsista dari kapal ada 18 kapal yang tergabung. Kemudian dari unsur heli juga dari unsur Basarnas, dibantu heli dari Kepolisian dan TNI AL,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus mempertanyakan kedalaman laut. Syafi'i mengatakan, kedalaman laut sekitar 50-70 meter.

“Kedalaman laut berapa?” tanya Lasarus.

“Kalau di lokasi itu berkisar 50-70, namun tidak jauh di situ ada palung,” jawab Syafi'i.

Lasarus lalu bertanya mengenai posisi kapal. Syafi'i pun mengatakan, jika prioritasnya saat hari pertama pencarian ialah korban-korban yang memungkinkan selamat.

Selanjutnya, kata dia, pada hari kedua, pihaknya baru memfokuskan pencarian lokasi jatuhnya kapal.

Sebab, kata Syafi'I, pihaknya berasumsi terdapat korban yang beristirahat di dalam kendaraannya saat kapal berlayar.

“Kami berasumsi kapal beroperasi malam hari, kemudian membawa 22 kendaraan yang kami yakini yang memungkinkan ada korban-korban yang saat itu sedang istirahat, walaupun sesuai ketentuan itu tidak diizinkan penumpang ada di dalam mobil,” ujarnya.

“Sehingga kami untuk hari kedua mengerahkan unsur kapal yang memiliki sonar untuk men-detect di mana posisi kapal,” sambungnya.

Syafi'i pun mengeluhkan jika pihaknya belum memiliki alat sonar yang memadai. Pihaknya memerlukan kekuatan di Hidros TNI AL serta kapal yang memiliki kemampuan mendeteksi persis KMP Tunu Jaya.

“Izin kalau untuk kapal yang miliki sonar dari Basarnas belum memiliki. Namun kita memiliki 3 ROV, yang sudah kita miliki, hanya saja bekerjanya ROV ini kalau benar benar objek harus ditemukan,” pungkasnya. (*/red)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *